Tips Menjaga Kesehatan Mata
PENDIDIKAN NASIONAL YANG BERMORAL
Memang harus kita akui ada diantara (oknum) generasi muda saat ini yang mudah emosi dan lebih mengutamakan otot daripada akal pikiran. Kita lihat saja, tawuran bukan lagi milik pelajar SMP dan SLTA tapi sudah merambah dunia kampus (masih ingat kematian seorang mahasiswa di Universitas Jambi, awal tahun 2002 akibat perkelahian didalam kampus). Atau kita jarang (atau belum pernah) melihat demonstrasi yang santun dan tidak menggangu orang lain baik kata-kata yang diucapkan dan prilaku yang ditampilkan. Kita juga kadang-kadang jadi ragu apakah demonstrasi yang dilakukan mahasiswa murni untuk kepentingan rakyat atau pesanan sang pejabat.
Selain itu, berita-berita mengenai tindakan pencurian kendaraan baik roda dua maupun empat, penguna narkoba atau bahkan pengedar, pemerasan dan perampokan yang hampir setiap hari mewarnai tiap lini kehidupan di negara kita tercinta ini banyak dilakukan oleh oknum golongan terpelajar. Semua ini jadi tanda tanya besar kenapa hal tersebut terjadi?. Apakah dunia Pendidikan (dari SD sampai PT) kita sudah tidak lagi mengajarkan tata susila dan prinsip saling sayang - menyayangi kepada siswa atau mahasiswanya atau kurikulum pendidikan tinggi sudah melupakan prinsip kerukunan antar sesama? Atau inikah hasil dari sistim pendidikan kita selama ini ? atau Inikah akibat perilaku para pejabat kita?
Dilain pihak, tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme yang membuat bangsa ini morat-marit dengan segala permasalahanya baik dalam bidang keamanan, politik, ekonomi, sosial budaya serta pendidikan banyak dilakukan oleh orang orang yang mempunyai latar belakang pendidikan tinggi baik dalam negri maupun luar negri. Dan parahnya, era reformasi bukannya berkurang tapi malah tambah jadi. Sehingga kapan krisis multidimensi inI akan berakhir belum ada tanda-tandanya.
PERLU PENDIDIKAN YANG BERMORAL
Kita dan saya sebagai Generasi Muda sangat perihatin dengan keadaan generasi penerus atau calon generasi penerus Bangsa Indonesai saat ini, yang tinggal, hidup dan dibesarkan di dalam bumi republik ini. Untuk menyiapkan generasi penerus yang bermoral, beretika, sopan, santun, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa perlu dilakukan hal-hal yang memungkin hal itu terjadi walaupun memakan waktu lama.
Pertama, melalui pendidikan nasional yang bermoral (saya tidak ingin mengatakan bahwa pendidikan kita saat ini tidak bermoral, namun kenyataanya demikian di masyarakat). Lalu apa hubungannya Pendidikan Nasional dan Nasib Generasi Penerus? Hubungannya sangat erat. Pendidikan pada hakikatnya adalah alat untuk menyiapkan sumber daya manusia yang bermoral dan berkualitas unggul. Dan sumber daya manusia tersebut merupakan refleksi nyata dari apa yang telah pendidikan sumbangankan untuk kemajuan atau kemunduran suatu bangsa. Apa yang telah terjadi pada Bangsa Indonesia saat ini adalah sebagai sumbangan pendidikan nasional kita selama ini.
Pendidikan nasional selama ini telah mengeyampingkan banyak hal. Seharusnya pendidikan nasional kita mampu menciptakan pribadi (generasi penerus) yang bermoral, mandiri, matang dan dewasa, jujur, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, berperilaku santun, tahu malu dan tidak arogan serta mementingkan kepentingan bangsa bukan pribadi atau kelompok.Tapi kenyataanya bisa kita lihat saat ini. Pejabat yang melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme baik di legislative, ekskutif dan yudikatif semuanya orang-orang yang berpendidikan bahkan tidak tanggung-tanggung, mereka bergelar dari S1 sampai Prof. Dr. Contoh lainnya, dalam bidang politik lebih parah lagi, ada partai kembar , anggota dewan terlibat narkoba, bertengkar ketika sidang, gontok-gontokan dalam tubuh partai karena memperebutkan posisi tertentu (Bagaimana mau memperjuangkan aspirasi rakyat kalau dalam diri partai saja belum kompak).
Dan masih ingatkah ketika terjadi jual beli kata-kata umpatan ("bangsat") dalam sidang kasus Bulog yang dilakukan oleh orang-orang yang mengerti hukum dan berpendidikan tinggi. Apakah orang-orang seperti ini yang kita andalkan untuk membawa bangsa ini kedepan? Apakah mereka tidak sadar tindak-tanduk mereka akan ditiru oleh generasi muda saat ini dimasa yang akan datang? Dalam dunia pendidikan sendiri terjadi penyimpangan-penyimpang yang sangat parah seperti penjualan gelar akademik dari S1 sampai S3 bahkan professor (dan anehnya pelakunya adalah orang yang mengerti tentang pendidikan), kelas jauh, guru/dosen yang curang dengan sering datang terlambat untuk mengajar, mengubah nilai supaya bisa masuk sekolah favorit, menjiplak skripsi atau tesis, nyuap untuk jadi pegawai negeri atau nyuap untuk naik pangkat sehingga ada kenaikan pangkat ala Naga Bonar.
Di pendidikan tingkat menengah sampai dasar, sama parahnya, setiap awal tahun ajaran baru. Para orang tua murid sibuk mengurusi NEM anaknya (untungsnya, NEM sudah tidak dipakai lagi, entah apalagi cara mereka), kalau perlu didongkrak supaya bisa masuk sekolah-sekolah favorit. Kalaupun NEM anaknya rendah, cara yang paling praktis adalah mencari lobby untuk memasukan anaknya ke sekolah yang diinginkan, kalau perlu nyuap. Perilaku para orang tua seperti ini (khususnya kalangan berduit) secara tidak langsung sudah mengajari anak-anak mereka bagaimana melakukan kecurangan dan penipuan. (makanya tidak aneh sekarang ini banyak oknum pejabat jadi penipu dan pembohong rakyat). Dan banyak lagi yang tidak perlu saya sebutkan satu per satu dalam tulisan ini.
Kembali ke pendidikan nasional yang bermoral (yang saya maksud adalah pendidikan yang bisa mencetak generasi muda dari SD sampai PT yang bermoral. Dimana proses pendidikan harus bisa membawa peserta didik kearah kedewasaan, kemandirian dan bertanggung jawab, tahu malu, tidak plin-plan, jujur, santun, berahklak mulia, berbudi pekerti luhur sehingga mereka tidak lagi bergantung kepada keluarga, masyarakat atau bangsa setelah menyelesaikan pendidikannya.Tetapi sebaliknya, mereka bisa membangun bangsa ini dengan kekayaan yang kita miliki dan dihargai didunia internasional. Kalau perlu bangsa ini tidak lagi mengandalkan utang untuk pembangunan. Sehingga negara lain tidak seenaknya mendikte Bangsa ini dalam berbagai bidang kehidupan.
Dengan kata lain, proses transformasi ilmu pengetahuan kepada peserta didik harus dilakukan dengan gaya dan cara yang bermoral pula. Dimana ketika berlangsung proses tranformasi ilmu pengetahuan di SD sampai PT sang pendidik harus memiliki moralitas yang bisa dijadikan panutan oleh peserta didik. Seorang pendidik harus jujur, bertakwa, berahklak mulia, tidak curang, tidak memaksakan kehendak, berperilaku santun, displin, tidak arogan, ada rasa malu, tidak plin plan, berlaku adil dan ramah di dalam kelas, keluarga dan masyarakat. Kalau pendidik mulai dari guru SD sampai PT memiliki sifat-sifat seperti diatas. Negara kita belum tentu morat-marit seperti ini.
Kedua, Perubahan dalam pendidikan nasional jangan hanya terpaku pada perubahan kurikulum, peningkatan anggaran pendidikan, perbaikan fasilitas. Misalkan kurikulum sudah dirubah, anggaran pendidikan sudah ditingkatkan dan fasilitas sudah dilengkapi dan gaji guru/dosen sudah dinaikkan, Namun kalau pendidik (guru atau dosen) dan birokrat pendidikan serta para pembuat kebijakan belum memiliki sifat-sifat seperti diatas, rasanya perubahan-perubahan tersebut akan sia-sia. Implementasi di lapangan akan jauh dari yang diharapkan Dan akibat yang ditimbulkan oleh proses pendidikan pada generasi muda akan sama seperti sekarang ini. Dalam hal ini saya tidak berpretensi menyudutkan guru atau dosen dan birokrat pendidikan serta pembuat kebijakan sebagai penyebab terpuruknya proses pendidikan di Indonesia saat ini. Tapi adanya oknum yang berperilaku menyimpang dan tidak bermoral harus segera mengubah diri sedini mungkin kalau menginginkan generasi seperti diatas.
Selain itu, anggaran pendidikan yang tinggi belum tentu akan mengubah dengan cepat kondisi pendidikan kita saat ini. Malah anggaran yang tinggi akan menimbulkan KKN yang lebih lagi jika tidak ada kontrol yang ketat dan moralitas yang tinggi dari penguna anggaran tersebut. Dengan anggaran sekitar 6% saja KKN sudah merajalela, apalagi 20-25%.
Ketiga, Berlaku adil dan Hilangkan perbedaan. Ketika saya masih di SD dulu, ada beberapa guru saya sangat sering memanggil teman saya maju kedepan untuk mencatat dipapan tulis atau menjawab pertanyaan karena dia pintar dan anak orang kaya. Hal ini juga berlanjut sampai saya kuliah di perguruan tinggi. Yang saya rasakan adalah sedih, rendah diri, iri dan putus asa sehingga timbul pertanyaan mengapa sang guru tidak memangil saya atau yang lain. Apakah hanya yang pintar atau anak orang kaya saja yang pantas mendapat perlakuan seperti itu.? Apakah pendidikan hanya untuk orang yang pintar dan kaya? Dan mengapa saya tidak jadi orang pintar dan kaya seperti teman saya? Bisakah saya jadi orang pintar dengan cara yang demikian?
Dengan contoh yang saya rasakan ini (dan banyak contoh lain yang sebenarnya ingin saya ungkapkan), saya ingin memberikan gambaran bahwa pendidikan nasional kita telah berlaku tidak adil dan membuat perbedaan diantara peserta didik. Sehingga generasi muda kita secara tidak langsung sudah diajari bagaimana berlaku tidak adil dan membuat perbedaan. Jadi, pembukaan kelas unggulan atau kelas akselerasi hanya akan membuat kesenjangan sosial diantara peserta didik, orang tua dan masyarakat. Yang masuk di kelas unggulan belum tentu memang unggul, tetapi ada juga yang diunggul-unggulkan karena KKN. Yang tidak masuk kelas unggulan belum tentu karena tidak unggul otaknya tapi karena dananya tidak unggul. Begitu juga kelas akselerasi, yang sibuk bukan peserta didik, tapi para orang tua mereka mencari jalan bagaimana supaya anaknya bisa masuk kelas tersebut.
Kalau mau membuat perbedaan, buatlah perbedaan yang bisa menumbuhkan peserta didik yang mandiri, bermoral. dewasa dan bertanggungjawab. Jangan hanya mengadopsi sistem bangsa lain yang belum tentu cocok dengan karakter bangsa kita. Karena itu, pembukaan kelas unggulan dan akselerasi perlu ditinjau kembali kalau perlu hilangkan saja.
Contoh lain lagi , seorang dosen marah-marah karena beberapa mahasiswa tidak membawa kamus. Padahal Dia sendiri tidak pernah membawa kamus ke kelas. Dan seorang siswa yang pernah belajar dengan saya datang dengan menangis memberitahu bahwa nilai Bahasa Inggrisnya 6 yang seharusnya 9. Karena dia sering protes pada guru ketika belajar dan tidak ikut les dirumah guru tersebut. Inikan! contoh paling sederhana bahwa pendidikan nasional kita belum mengajarkan bagaimana berlaku adil dan menghilangkan Perbedaan.
PEJABAT HARUS SEGERA BERBENAH DIRI DAN MENGUBAH PERILAKU
Kalau kita menginginkan generasi penerus yang bermoral, jujur, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, berperilaku santun, bermoral, tahu malu dan tidak arogan serta mementingkan kepentingan bangsa bukan pribadi atau kelompok. Maka semua pejabat yang memegang jabatan baik legislative, ekskutif maupun yudikatif harus berbenah diri dan memberi contoh dulu bagaimana jujur, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, berperilaku santun, bermoral, tahu malu dan tidak arogan serta mementingkan kepentingan bangsa bukan pribadi atau kelompok kepada generasi muda mulai saat ini.
Karena mereka semua adalah orang-orang yang berpendidikan dan tidak sedikit pejabat yang bergelar Prof. Dr. (bukan gelar yang dibeli obral). Mereka harus membuktikan bahwa mereka adalah hasil dari sistim pendidikan nasional selama ini. Jadi kalau mereka terbukti salah melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme, jangan cari alasan untuk menghindar. Tunjukan bahwa mereka orang yang berpendidikan , bermoral dan taat hukum. Jangan bohong dan curang. Apabila tetap mereka lakukan, sama saja secara tidak langsung mereka (pejabat) sudah memberikan contoh kepada generasi penerus bahwa pendidikan tinggi bukan jaminan orang untuk jujur, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, berprilaku santun, bermoral, tahu malu dan tidak arogan serta mementingkan kepentingan bangsa bukan pribadi atau kelompok. Jadi jangan salahkan jika generasi mudah saat ini meniru apa yang mereka (pejabat) telah lakukan . Karena mereka telah merasakan, melihat dan mengalami yang telah pejabat lakukan terhadap bangsa ini.
Selanjutnya, semua pejabat di negara ini mulai saat ini harus bertanggungjawab dan konsisten dengan ucapannya kepada rakyat. Karena rakyat menaruh kepercayaan terhadap mereka mau dibawah kemana negara ini kedepan. Namun perilaku pejabat kita, lain dulu lain sekarang. Sebelum diangkat jadi pejabat mereka umbar janji kepada rakyat, nanti begini, nanti begitu. Pokoknya semuanya mendukung kepentingan rakyat. Dan setelah diangkat, lain lagi perbuatannya. Contoh sederhana, kita sering melihat di TV ruangan rapat anggota DPR (DPRD) banyak yang kosong atau ada yang tidur-tiduran. Sedih juga melihatnya. Padahal mereka sudah digaji, bagaimana mau memperjuangkan kepentingan rakyat. Kalau ke kantor hanya untuk tidur atau tidak datang sama sekali. Atau ada pengumuman di Koran, radio atau TV tidak ada kenaikan BBM, TDL atau tariff air minum. Tapi beberapa minggu atau bulan berikutnya, tiba-tiba naik dengan alasan tertentu. Jadi jangan salahkan mahasiswa atau rakyat demonstrasi dengan mengeluarkan kata-kata atau perilaku yang kurang etis terhadap pejabat. Karena pejabat itu sendiri tidak konsisten. Padahal pejabat tersebut seorang yang bergelar S2 atau bahkan Prof. Dr. Inikah orang-orang yang dihasilkan oleh pendidikan nasional kita selama ini?
Harapan
Dengan demikian, apabila kita ingin mencetak generasi penerus yang mandiri, bermoral, dewasa dan bertanggung jawab. Konsekwensinya, Semua yang terlibat dalam dunia pendidikan Indonesia harus mampu memberikan suri tauladan yang bisa jadi panutan generasi muda. jangan hanya menuntut generasi muda untuk berperilaku jujur, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, berprilaku santun, bermoral, tahu malu dan tidak arogan serta mementingkan kepentingan bangsa bukan pribadi atau kelompok.
Tapi para pemimpin bangsa ini tidak melakukannya. Maka harapan tinggal harapan saja. Karena itu, mulai sekarang, semua pejabat mulai dari level tertinggi hingga terendah di legislative, eksekutif dan yudikatif harus segera menghentikan segala bentuk petualangan mereka yang hanya ingin mengejar kepentingan pribadi atau kelompok sesaat dengan mengorbankan kepentingan negara. Sehingga generasi muda Indonesia memiliki panutan-panutan yang bisa diandalkan untuk membangun bangsa ini kedepan.
Analysis: You and I, as a very young perihatin with the State of new-generation or future generations Indonesai Nations today, who lived, lived and grew up in that Republic. For the preparation of the next generation of the moral, ethical, courteous, polite, faithful and devoted to God Almighty
Sumber: http://segalaartikel.blogspot.com/2008/06/pendidikan-nasional-yang-bermoral.html
Manfaat Makanan Sehat
Tips Menghindari Kejahatan di Angkutan umum
Saat ini telah banyak modus kejahatan yang terjadi, terutama di angkutan umum . Maka pengawasan terhadap angkutan umum semakin diperketat. Hal ini dilakukan karena maraknya tindak kejahatan yang terjadi di angkutan kota, khususnya terhadap kaum perempuan.
Berikut tips menghindari kejahatan di Angkot:
1. Sebelum naik angkot, perhatikan penumpangnya terlebih dahulu, pastikan terlihat penumpang wanita, jangan naik apabila penumpang lelaki semua.
2. Hindari berbusana yang mengundang tindak kejahatan
3. Naiklah angkot bersama teman-teman, bila perlu didampingi teman atau saudara pria
4. Apabila naik angkot kosong, duduklah disamping pengemudi, karena apabila terjadi sesuatu, akan mudah keluar dan berteriak meminta pertolongan.
5. Bila ada tanda-tanda yang mengancam diri anda, segera laporkan teman anda, laporkan ke polisi segera, jangan segan untuk melaporkan segala hal yang mencurigakan ke polisi.
6. Biasakan sebelum bepergian, catatlah plat nomor kendaraan serta nomor angkot sesuai tujuan.
7. Berkomunikasilah dengan keluarga lewat SMS atau Telepon, beritahu kemana anda akan bepergian.
8. Jangan menggunakan angkot berkaca gelap, pastikan kaca mobil tersebut bening/transparan.
Hal yang terpenting ialah, jangan mudah percaya kepada orang yang baru dikenal! bagaimana pun wujud orang itu, karena penampilan seringkali menipu.
Menjaga Kesehatan Rambut
1. RAMBUT RONTOK
Riset membuktikan, selain masalah ketombe, rambut rontok adalah masalah rambut yang paling kerap dikeluhkan perempuan dewasa. Penyebab rambut rontok bervariasi, bisa karena faktor internal, bisa pula karena faktor eksernal. Ada banyak hal yang dapat menjadi penyebab kerontokan rambut; mulai dari stres, merokok, gizi tidak seimbang, faktor hormonal, berbagai macam penyakit sampai faktor keturunan. Karenanya, pengobatan medis yang dilakukan juga banyak, tergantung dari penyebabnya. Lebih jauh para ahli menambahkan, banyak cara pengobatan alami yang bermanfaat untuk kesehatan rambut, diantaranya : makan untuk kesehatan, dengan nutrisi seimbang.
Sementara, faktor eksternal rontoknya rambut seperti akibat polusi, sinar matahari, bahan kimia pelurus atau pengkriting rambut serta penggunaan hairdryer dan sisir yang salah.
Selama ini kita sudah tahu bahwa pemakaian kosmetik rambut seperti shampoo, pewarna rambut, dan pengering rambut dapat menyebabkan kerusakan rambut. Hal tersebut memang benar, namun kerusakan ini tidak sama dengan kerontokan rambut akibat masalah genetik atau problem medis lainnya.
2. ANTI KETOMBE
Masalah lain yang juga sering dikeluhkan adalah ketombe. Tandanya, pada kulit kepala muncul sisik tebal. Ini biasanya akan menyebabkan kerontokan rambut juga.
Cara mengatasi ketombe dilihat dari penyebabnya. Apakah karena faktor internal atau eksternal. Jika karena faktor internal maka lebih sulit pengobatannya karena harus dicari dasar penyebabnya. Sementara jika karena eksternal, kita obati dulu kulit kepalanya. Misalnya dengan mengolesi obat antiseboroik/antiketombe. Setelah ketombe sembuh, baru diberikan obat untuk menyuburkan atau menguatkan akar rambut.
Selain itu, sebaiknya gunakan sampo antiketombe 2-3 kali seminggu. Yang jelas, begitu rambut terasa gatal terus menerus atau rontok terus-menerus, sebaiknya segera menghubungi dokter agar mendapatkan perawatan.
SELAMAT MENJAGA KESEHATAN RAMBUT!!!
Hai, saya ikutan #WF2011, dukung ya! ini personal page saya
Cinta Kasih dan Kasih Sayang
Kasih sayang adalah perasaan yang lahir dari cinta kasih dan diberikan dengan penuh kesadaran tanpa keterikatan
Kapan Semua itu akan lahir ?
Ada lima aspek kepribadian manusia, yaitu :
(1) Intelek atau kecerdasan, memungkinkan manusia menganalisa dan menentukan apa yang benar dan apa yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang palsu dan mana yang sejati,
(2) Fisik, semua mahluk terbentuk dari unsur fisik yang sama. Fisik sebagai aspek kepribadian yang dimaksud di sini adalah pengembangan kebiasaan memimpin dan mengendalikan hasrat. Kesanggupan menolong, kecakapan sosial, kemampuan etika, semuanya terkait dengan jasmani yang berhubungan dengan nilai kebajikan dan tindakan yang baik,
(3) Emosi, tingkat emosi menggambarkan penggunaan panca indera secara benar. Emosi hendaknya dipahami dan dikendalikan agar menjadi alat yang berguna bagi kesejahteraan hidup individu dan masyarakat. Bila seseorang mengalami keseimbangan emosi maka ia memperoleh kedamaian,
(4) Psikis atau kejiwaan adalah aspek kepribadian manusia yang paling sulit dilukiskan, karena merupakan kualitas diri kita yang menjadi sumber kasih. Kasih bukanlah emosi. Kasih adalah energi yang memancar dari diri kita kepada orang lain atau makhluk di sekitar kita. Kasih tidak berkaitan dengan emosi. Kasih adalah nilai kemanusian yang mulia dalam hidup,
(5) Spiritual, dalam spiritualitas, seseorang menghayati kesatuan yang mendasar dan kemanunggalan segala ciptaan. Kita mempunyai hubungan langsung dengan segala sesuatu di alam semesta ini : udara, air, api, tanah, angkasa, dan kombinasi semuanya itu. Bila kita menyadari kenyataan dasar ini, hasilnya ialah nilai tanpa kekerasan. Dari semua inilah lahirnya cinta kasih dan kasih sayang.
Bagaimana hal tersebut (Cinta kasih dan kasih sayang) dikorelasikan dengan fenomena (kejadian) saat ini ?
Semua agama yang ada mengajarkan kepada umatnya untuk selalu berpikir, berucap dan berbuat yang baik dan benar, tidak ada satu agama apapun yang mengajarkan kekerasan, kebencian dan kemunafikan. Setiap agama pada dasarnya mengajarkan prinsip-prinsip kebenaran , kebajikan , kedamaian , kasih sayang dan tanpa kekerasan dengan tujuan agar umatnya mendapatkan kebahagiaan baik sebagai mahluk individu maupun sosial, jasmani dan rohani.
Melihat kondisi kehidupan berbangsa – bernegara sekarang ini, sungguh kita semua merasa prihatin. Banyak diantara kita, saudara-saudari kita yang menjalani hidup dalam keresahan, kegelisahan dan dihantui kecemasan serta suasana yang tidak menentu. Apakah penyebab semua ini ? Penyebabnya adalah kekuasaan, nafsu – keinginan yang tiada batasnya, sifat mementingkan diri sendiri, kemarahan dan kebencian, dan keserakahan.
Jadi musuh itu tidak ada di luar diri kita tapi ada dalam diri manusia, inilah yang harus di renungkan secara mendalam untuk meraih kedamaian! Atas dasar suatu kedamaian pula lahir sebuah organisasi Perserikatan Bangsa-bangsa yang juga membawa misi kedamaian untuk dunia. Mungkinkah misi itu akan tercapai? Tidak! Apabila masing-masing Negara di dunia ini belum bisa mewujudkan kedamaian di negaranya masing-masing. Bisakah suatu Negara bisa mewujudkan kedamaian ? Tidak pula! apabila tiap-tiap satuan masyarakat atau golongan tidak terwujud suatu kedamaian. Bisakah suatu masyarakat tersebut mewujudkan kedamaian? Jawabannyapun tidak!apabila dalam satuan masyarakat kecil yaitu keluarga belum bisa mewujudkan kedamaian.
Jadi kesimpulannya ialah makna cinta kasih dan kasih sayang itu ternyata amat luas bukan saja hanya perasaan suka antara sepasang kekasih tetapi juga perasaan welas asih, antara saudara, teman, dan antar sesama mahluk ciptaan Tuhan. Saya yakin dunia ini akan terasa indah dan damai jika seluruh umat manusia mempunyai perasaan cinta kasih, kasih sayang dan menyadari bahwa sesungguhnya kita semua adalah bersaudara.
Lingkungan dan Kebudayaan
Lingkungan tidak sebataslingkungan fisikalnya, tetapi melintas batas-batas keragaman pengalaman dan penampilan manusia (different of human experience and performance). Sedangkan keseluruhan pengalaman dan penampilan manusia ftu dikemas ke dalam apa yang disebut kebudayaan, yaitu suatu keseluruhan pengalaman hasil belajar sebagai suatu atribut yang esensial bagi makhluk manusia. Kebudayaan sebagai karakteristik yang membuat manusia |mampu misalnya mengadaptasi panasnya gurun pasir dan dinginnya padang tundra; mampu mengolah bentangan-[bentangan Iahan untuk sejumlah kebutuhan, dan mampu pula membangun suatu sistem kehidupan di perkotaan, serta mampu pula mendorong manusia untuk melakukan perjalanan ke luar angkasa, dan memberikan juga kemampuan kepada manusia ituk melakukan eksplorasi di lautan yang dalam. Lebih jauh lagi, manusia dengan atribut kebudayaan itu, ia mampu juga berinteraksi dengan dunia di sekelilingnya. Ekologi (ecology, oikos : rumah, logos : studi, ilmu) adaiah studi tentang relasi antara dunia hayati, terutama tumbuh-j tumbuhan dan dunia binatang, dengan lingkungan fisikalnya (physical-setting). Suatu deskripsi mengenai situasi di manai jaringan-kerja (frame-work) yang kompleks dari bentuk-bentuk relasi tadi merupakan suatu keseluruhan fungsi yang ada di alam ini; keseluruhan situasi dan proses yang terjadi semacam ini, disebut suatu ecosystem. Ada konsep lain yang disebut ekologi-kebudayaan, atau cultural-ecology, kajian ini tertarik pada kerjasama antara dua kekuatan, yaitu di satu pibak pola-pola aktivitas manusia (paterns of human activity) dan di lain pihak lingkungan (environment) di mana keduanya berada dan menyelenggarakan interaksinya. Pada awalnya lingkungan atau environment diartikan sebatas kemasan atau konflgurasi fenomena fisikal semata-mata, namun kemudian diperluas menjadi suatu keseluruhan yang mencakup semua kekuatan yang ada di dunia ini yang berinteraksi dengan segenap unsur kehidupan. Lingkungan atau environment itu didefinisikan juga sebagai kumpulan dari semua kondisi eksternal beserta akibat-akibamya yang berpengaruh terhadap kehidupan dan perkembangan organisma.
Manusia dan Cinta Kasih
my story
tanpa terasa tiga tahun telah berlalu. tiga tahun melewati masa-masa sekolah menengah atas(SMA), dimana saat-saatnya puncak kenakalan remaja. membolos pelajaran, tidak masuk sekolah, ribut dengan kakak/adik kelas, membuat suasana berisik, dll. tetapi justru saat-saat itulah yang membuat rindu, menjadi kenangan manis yang tak terlupakan.
Setelah ku jalani, ternyata tak semudah yang ku pikirkan. Aku pun seringkali merasa tak sanggup, tetapi aku terus berusaha sampai aku mengerti. Meskiupun seringkali juga aku medapatkan hasil yang kurang memuaskan ataupun mengecewakan, seringkali membuatku merasa putus asa, hingga aku pun meneteskan air mata karna kegagalanku memeperoleh hasil yang baik, hasil yang memuaskan.
Disaat aku merasa putus asa, aku slalu berdoa dan meminta petunjuk kepada Tuhan, karna aku yakin dan percaya kalau Tuhan pasti meberikan jalan yang terbaik bagi setiap umatNya dan Tuhan tidak akan memberikan ujian yang tidak bisa dilalui oleh umatNya.
Aku pun percaya kalau Tuhan pasti punya rencana indah kepadaku, disetiap kesulitan ataupun kegagalan yang ku alami saat ini.
Kerusakan Lingkungan
Salah satu masalah kerusakan lingkungan adalah degradasi lahan yang besar, yang apabila tidak
ditanggulangi secara cepat dan tepat akan menjadi lahan kritis sampai akhirnya menjadi gurun.
Lahan kritis umumnya banyak terjadi di dalam daerah aliran sungai (DAS) di seluruh Indonesia.
Penyebab utama meluasnya lahan kritis adalah adanya :
1. tekanan dan pertambahan penduduk,
2. luas areal pertanian yang tidak sesuai, perladangan berpindah,
3. pengelolaan hutan yang tidak baik dan penebangan illegal,
4. pembakaran hutan dan lahan yang tidak terkendali,
5. ekploitasi bahan tambang.
Meluasnya lahan kritis membuat penduduk yang tinggal di daerah tersebut relatif miskin, tingkat
populasi sangat padat, luasan lahan yang dimiliki bertambah sempit, kesempatan kerja sangat
terbatas, dan lingkungan hidup mengalami kerusakan/degradasi.
a. Menurut Statistik Indonesia, pertambahan penduduk Indonesia
meningkat cepat dari tahun ke tahun.
Bertambahnya penduduk meningkatkan kebutuhan pangan dan lapangan kerja serta meningkatkan eksploitasi sumber daya alam secara besar-besaran yang akhirnya mengakibatkan terjadikan
kerusakan lingkungan.
b. Untuk meningkatkan produksi pangan, sekaligus membuka lapangan kerja, khususnya di daerah
pedesaan, Namun perluasan areal pertanian di daerah banyak yang secara geografis tidak layak untuk
tanaman pertanian, misalnya terdapat pada lereng dengan kemiringan yang tajam, bahkan dengan
merusak areal hutan.
Sungguh ironis, program ekstensifikasi lahan pertanian, khususnya di luar Pulau Jawa, disebabkan
lahan pertanian yang subur dan sesuai secara geografis di Jawa beralih fungsi menjadi kawasan
industri dan pemukiman.
c. Pengelolaan hutan Indonesia perlu dilakukan secara profesional dan terencana sehingga hutan
dapat dimanfaatkan secara optimal, tanpa mengurangi kemampuan hutannya memberikan manfaat
berkelanjutan bagi masyarakat lokal, nasional, regional, dan internasional. Sistem pengusahaan
hutan yang ada telah menimbulkan berbagai masalah di beberapa daerah yang berdampak pada
degradasi hutan.
Penebangan ilegal juga semakin merajalela karena kebutuhan kayu untuk industri tidak bisa
dipenuhi dari penebangan legal. Kekurangan
tersebut dipenuhi dari penebangan kayu ilegal atau penebangan berlebih yang dilakukan oleh pemilik HPH.
Masih banyak sekali penyebab-penyebab kerusakan lingkungan yang di akibatkan oleh perbuatan manusia yang tidak bertanggung jawab. Beberapa diantaranya seperti yang telah saya beritahukan di atas. Semua kembali pada kesadaran diri masing-masing, untuk menjaga dan melestarikan lingkungan ini.
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Manusia dan kebudayaan merupakan suatu ikatan yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan.
Manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna ini menghasilkan kebudayaan sendiri dan melestarikan kebudayaan itu secara turun-menurun.
Hal yang sangat membedakan manusia dari makhluk lainnya adalah kemampuan manusia dalam pengetahuan dan perasaan.
Salah satu hakekat manusia lainnya ialah manusia sebagai makhluk sosial, hidup berdampingan satu sama lain, berinteraksi dan saling berbagi.
Manusia mendiami wilayah yang berbeda, berada di lingkungan yang berbeda juga. Hal ini membuat kebiasaan, adat istiadat, kebudayaan dan kepribadian setiap manusia suatu wilayah berbeda dengan yang lainnya. Namun secara garis besar terdapat tiga pembagian wilayah, yaitu : Barat, Timur Tengah, dan Timur.
Kebudayaan berasal dari kata budaya yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Definisi Kebudyaan itu sendiri adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun kebudayaan juga dapat kita nikmati dengan panca indera kita. Seperti lagu, tari dan bahasa merupakan kebudayaan yang dapat dirasakan.
*Tujuh unsur kebudayaan secara universal :
1. Sistem Religi ialah Suatu kepercayaan manusia terhadap Sang Pencipta.
2. Sistem Organisasi kemasyarakatan ialah Sistem yang muncul karena kesadaran manusia, meskipun diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna namun manusia memiliki kelemahan dan kelebihan masing – masing individu sehingga timbul rasa utuk berorganisasi dan berinteraksi satu dengan yang lain.
3. Sistem Pengetahuan ialah Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu disampaikan agar orang lain pun mengerti.
4. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem - sistem ekonomi ialah sistem yang terlahir karna manusia memiliki hawa nafsu dan keinginan yang tidak terbatas dan selalu ingin lebih. (rasa tidak pernah puas)
5. Sistem teknologi dan peralatan ialah
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan kemampuannya masing-masing. Hal ini yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya.
7. Kesenian ialah setelah memenuhi kebutuhan fisik, manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan dan dapat dirasakan.
Hal yang dilakukan manusia oleh manusia inilah kebudayaan. kebudayaan yang digunakan manusia dalam menyelesaikan masalah – masalahnya bisa kita sebut sebagai way of life, yang digunakan individu sebagai pedoman dalam bertingkah laku.